Nama : Shafa Giyan A'yuni
NIM : 01716146259
Prodi : MIK (A)
RADIO REPUBLIK INDONESIA
Jumat, 15 Desember 2017 seluruh mahasiswa Manajemen Informasi dan
Komunikasi berkunjung ke salah satu stasiun radio di Yogyakarta, yaitu stasiun
RRI Pro 2 Jogja. Seperti yang kita ketahui, RRI adalah satu-satunya radio yang
menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral, dan tidak
komersial berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia
internasional. Sejak orde baru lalu ke era reformasi, RRI mengalami
perkembangan secara struktural. RRI pada saat itu tidak mempunyai payung hukum
saat Departemen Penerangan dibubarkan karena dulunya RRI adalah pelaksana tugas
dari Departemen Penerangan (lembaga penyiaran di bawah Departemen Penerangan).
Untuk mengamankan struktur RRI setelah Departemen Penerangan dibubarkan, RRI
kemudian masuk ke Kementrian Keuangan di bawah Dirjen BUMN pada saat itu.
Pada tahun 2002, RRI sudah mendapatkan payung hukumnya, yaitu UU No. 32
tahun 2002 tentang Penyiaran sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Dengan
didapatkannya payung hukum tersebut, tentunya tugas yang dibebankan kepada RRI
sangat berat, mengingat RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh Negara melalui undang-undang
tersebut, RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat
berjaringan secara nasional dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga
penyiaran asing. Untuk menunjang kinerja yang maksimal dalam memenuhi tugasnya,
RRI memiliki visi dan misi. Visi dan misi RRI adalah sebagai berikut.
VISI RRI:
Terwujudnya RRI
sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang terpercaya dan mendunia.
MISI RRI:
1.
Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat
menjadi acuan dan sarana control sosial masyarakat dengan memperhatikan kode
etik jurnalistik/kode etik penyiaran.
2.
Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan,
mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam
kerangka membangun karakter bangsa.
3.
Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali,
melestarikan, dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat
bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus
globalisasi
4.
Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender
yang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas
5.
Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk
menjaga kedaulatan NKRI
6.
Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan
program siaran yang mencerminkan politik Negara dan citra positif bangsa
7.
Meningkatkan partisipasi public dalam proses
penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi program siaran
8.
Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan
siaran secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumber daya
teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi penyiaran serta
mengefisienkan pengelolaan operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik
9.
Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien
dengan sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset, informasi dan
operasional) berbasis tekbologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola
lembaga yang baik (good corporate governance)
10. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang
mencerminkan politik Negara dan citra positif bangsa
11. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dalam penggunaan dan
pemanfaatan asset Negara secara professional dan akuntabel serta menggali
sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung operasional siaran dan
meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Dulu, RRI hanya memiliki satu program siaran dengan ditunjang sumber
daya manusia sebanyak 450 orang karyawan. Melihat persaingan radio kala itu
sangat kuat dengan diiringi pertumbuhan radio swasta yang semakin banyak maka
RRI Yogyakarta membuka 2 program siaran lagi, yaitu Pro 2 dan Pro 3. Pro 2 adalah
acara hiburan dan budaya lokal, sedangkan Pro 3 siarannya khusus untuk anak
muda. Pada saat itu, RRI membuka Pro 2 karena memanfaatkan kelebihan yang
dipunyai oleh karyawan di RRI Yogyakarta. Kelebihan karyawan RRI Yogyakarta
adalah mereka pemain ketoprak, karawitan, orkes, dan band. Bahkan sampai saat
ini masih terdapat grand piano di studio Pro 2 Yogyakarta yang merupakan
warisan juga bukti saat era orde baru.
Seiring berjalannya waktu, RRI Yogyakarta memiliki 4 program siaran. Pro
2 berubah menjadi siaran khusus untuk anak muda karena diseragamkan dengan
semua RRI di Indonesia. Dengan adanya perubahan tersebut, maka siaran untuk
budaya dan potensi lokal berpindah ke Pro 4. Pro 1 masih tetap sama yang bertahan
dengan siaran untuk semua kalangan dan Pro 3 khusus untuk news channel. Di Pro
3 ini, RRI Yogyakarta menyiarkan jaringan berita nasional yang housenya berada
di Jakarta dan yang di Yogyakarta hanya pemancarnya saja. Tetapi, ada kalanya
RRI daerah menjadi house. Hal tersebut terjadi ketika ada pemberitaan tentang
liputan arus mudik, tahun baru, dan laporan dari daerah. Sedangkan di Pro 4
yang dulunya siaran karawitan, sekarang diarahkan ke penyiar berbahasa Jawa.
Namun, di era sekarang ini timbul permasalahan yang dihadapi oleh RRI
yang mengemban tugas dan fungsinya untuk mewariskan budaya-budaya lokal. Pada saat
kunjungan kemarin, Bapak Ernal selaku narasumber menyebutkan bahwa budaya tidak
hanya khusus untuk orang tua, tetapi budaya harus ditransformasikan dan
diwariskan ke anak muda, jika budaya itu hanya untuk orang tua maka RRI gagal
untuk menjalankan tugasnya dalam hal mentransformasikan budaya. Melihat situasi
anak muda sekarang ini yang tidak peduli dengan budaya-budaya di Indonesia maka
RRI melakukan pendekatan dengan mereka menggunakan nilai-nilai budaya yang ada.
Untuk menunjang keberhasilan tersebut, pada bulan November kemarin direktur
meminta penyelenggara Pro 4 untuk melakukan reformasi terhadap Pro 4. Reformasi
tersebut menargetkan untuk menjadikan anak muda sebagai penyiar dalam konteks
budaya dan hiburan.
Untuk menargetkan sasaran dengan maksimal, RRI tidak hanya mengandalkan
frekuensi siaran konvensional, tetapi juga mengandalkan media online. Di tengah
persaingan antar media sekarang ini, RRI membuat aplikasi yaitu RRI play dimana
para pendengar setia RRI dapat streaming siaran melalui online tanpa harus terbatas
dengan frekuensi siaran. Maka dari itu agar para pendengar RRI dapat bermain
melalui streaming dengan lebih baik, manajemen RRI sudah mempersiapkan dengan
baik dengan membuat aplikasi streaming yang sudah terintegrasi seluruh Indonesia
mulai dari pro 1, 2, 3, dan 4.
Berkaitan dengan Pro 2, Pro 2 lebih mendekatkan kepada publik dengan
melayani para pendengar mereka melalui media sosial, yaitu twitter dan
instagram. RRI berkecimpung di media sosial agar bisa menemukan kegairahan para
pendengar terutama anak muda. Dikarenakan Pro 2 adalah program yang diseragamkan
untuk RRI maka format programa 2 seluruh Indonesia adalah sebagai berikut.
|
No.
|
Aspek
|
Sebutan
|
|
1.
|
Visi Programa
|
Pusat
Kreativitas Anak Muda
|
|
2.
|
Format Progama
|
Musik dan
Informasi
|
|
3.
|
Pernyataan Programa (Positioning Statement)
|
Suara
Kreatifitas
|
|
4.
|
Sebutan Programa
Programa Call/Station Call
|
Pro 2 RRI
Jogja
|
|
5.
|
Semboyan Institusi
|
Sekali di
udara tetap di udara
|
|
6.
|
Sasaran khalayak
|
12 s/d 25
tahun
|
|
7.
|
Pendidikan
|
SLTP s/d
Sarjana
|
|
8.
|
Jenis Kelamin
|
Pria dan
Wanita
|
|
9.
|
SES (Strats Ekonomi Sosial)
|
B dan C
|
|
10.
|
Sasaran Wilayah
|
Kota Jogja,
DIY, dan sekitarnya
|
|
11.
|
Sapaan
|
Sahabat
Kreatif
|
|
12.
|
Pronomina Persona Orang
|
Sahabat
|
|
13.
|
Pola Program
|
Block system
dan capsule system dengan pendekatan Narrowcasting
|
|
14.
|
Klasifikasi dan Presentasi Siaran
|
- Berita dan Informasi (30%)
- Hiburan (40%)
- Kebudayaan (10%)
- Pendidikan (10%)
- Iklan dan Penunjang (10%)
|
|
15.
|
Musik
|
-
Indonesia (70%) terdiri
dari label 90% (perhari di putar sekitar 144 lagu) dan Indie 10% (perhari 16
lagu)
-
Barat/mancanegara 30% (per
hari sekitar 68 lagu)
|
Untuk mengelola
program setiap tahun, pada bulan November RRI selalu melakukan evaluasi. Pada evaluasi
tersebut ada program yang dibuat baru tapi tidak merubah program Pro 2 secara
maksimal, hanya beberapa program saja. Hal tersebut tentunya dikaitkan dengan
kekuatan potensi RRI Yogyakarta. Tahun 2018, RRI akan mengadakan program baru, yaitu
SKS (Siarannya Anak Kampus dan Sekolahan). Dalam program tersebut, RRI memberikan
kesempatan bagi anak SMP, SMA, SMK, dan mahasiswa untuk menjadi penyiar. Program
tersebut berstrategi komunikasi untuk
mendekatkan RRI kepada publik serta membuka ruang interaksi yang besar dalam
hal bekerja sama, kunjungan, dan menjadi penyiar. Bahkan RRI juga menerima
proposal kegiatan, selagi itu termasuk program siaran maka kegiatan tersebut akan disiarkan di RRI. Program SKS tersebut
selain untuk mendekatkan RRI kepada anak muda juga mempunyai target secara
emosional.
Setiap program siaran
RRI, RRI mendesain dan menyiapkan dengan breaking time. Breaking time tersebut
berisikan ILM (Iklan Layanan Masyarakat), film, dan lagu. Breaking time
tersebut dibuat agar siaran RRI tidak terlalu fokus kepada pembicaraan. Jadi setiap
60 menit ada 4 breaking time, jika tidak ada iklan komersial maka akan
diputarkan ILM dan filler-filler yang bermanfaat. Setiap hari dalam perencanaan
program ada 2 panduan, yaitu DAS (Daftar Acara Siaran). Dalam DAS membahas
tentang apa acara hari ini dan siapa narasumbernya. Untuk pengisi acara ada
traffic dalam DASnya. Dalam DAS tersebut berisikan tentang break pertama isinya
apa dan yang kedua isinya apa. Semua DAS tersebut sudah terpola dengan baik.
Melihat bahwa
RRI adalah salah satu stasiun radio yang manyandang nama Negara dan mempunyai
tugas yang besar dalam mewariskan budaya, RRI memiliki manajemen yang bagus
dalam pengelolaannya. Hal itu dibuktikan dengan masih tetap berdirinya RRI
hingga sekarang dan masih tetap dicintai masyarakat Indonesia. Bahkan RRI di
Natuna masih menjadi primadona karena listrik di sana belum sepenuhnya ada jadi
televisi tidak begitu eksis sehingga para penduduk menerima informasi lewat
radio, yaitu RRI.